Dr. Rémy Limpach adalah sejarawan Swiss-Belanda. Ia memperoleh gelar magister dalam ilmu sejarah dari Universitas Bern, Swiss. Tahun 2015 ia memperolah gelar doktor (summa cum laude) dari universitas yang sama. Disertasinya membahas kekerasan massal selama Perang Kemerdekaan Indonesia 1945 -1949. Pad September 2016, disertasinya tersebut terbit dalam bentuk buku berjudul De brandende kampongs van Generaal Spoor (Pembakaran Kampung oleh Jenderal Spoor).

Sejak 2014, Limpach bekerja sebagai peneliti senior di NIMH. Dalam program penelitian ini, ia bertugas sebagai ketua peneliti subprogram penelitian Peperangan Asimetris. Ia adalah pakar pada bidang kajian sejarah kolonial Belanda di abad ke-20 khususnya Perang Kemerdekaan Indonesia dan kekerasan yang dilakukan Belanda selama periode konflik tersebut. Tulisan-tulisannya antara lain ‘Extreem Nederlands militair geweld in Indonesië 1945-1949’ [Kekerasan Ekstrem Militer Belanda di Indonesia 1945-1949], Militaire Spectator 185-10 (2016) 416-429; ‘Business as usual. Dutch mass violence in the Indonesian War of Independence 1945-1949’, dalam Bart Luttikhuis dan Dirk Moses ed., Colonial Counterinsurgency and Mass Violence, The Dutch Empire in Indonesia (Routledge, New York 2014) 64-90; Kekerasan ekstrem Belanda di Indonesia. Perang Kemerdekaan Indonesia 1945-1949 (Obor, Jakarta 2019). Bersama Petra Groen, Anita van Dissel, Mark Loderichs dan Thijs Brocades Zaalberg, ia menulis Krijgsgeweld en kolonie. Opkomst en ondergang van Nederland als koloniale mogendheid, 1816-2010 (Boom, Amsterdam 2021); dan ‘’Ze vielen als gemaaid koren.’ Een beschouwing over de verliescijfers in Indonesië, 1945-1949’, Militaire Spectator 191-1 (2022) 32-49.

Rémy Limpach
Dr. Remy Limpach